Seperti biasa, nongkrong dengan tetangga di pos satpam memang menyenangkan
Kali ini, saat liburan Lebaran 1428 Hijriyah, Seluruh warga kebagian giliran untuk ronda malam, karena pada saat seperti ini perumahan menjadi sangat sepi apalagi saat malam hari, karena banyak ditinggal oleh penghuninya. Biasanya para warga duduk-duduk ngobrol sambil membuat api unggun atau bahkan ada yang main kembang api. Interval beberapa saat warga dan security keliling blok atau istilah mereka \”Lingkar Badai\”.
Malam itu saya sebenarnya tidak mendapat jadual ronda, tetapi karena memang hari libur dan semangat kongkow masih tinggi, ya mending nongkrong di luar sambil ngobrol kiri-kanan ditemani Dji Sam Soe dan kopi hangat.
Malam menjelang, seorang Satpam dengan wajah agak lusuh datang ke pos satpam.
Karena saya merasa ada yang aneh dengan tingkah lakunya, saya coba mengorek masalah yang sedang dihadapinya.
H: San, muka kamu lusuh banget ada masalah apa sih
S: Gak kenapa-kenapa koq pak, mungkin saya lagi capek aja.
H: Gak mungkin, kalo capek muka orang gak kayak gitu (biasa sok tahunya timbul, karena pengen tahu aja urusan orang hi hi hi).
S: Engg.. anu pak, Motor kreditan saya tadi ditarik sama dealer.
Wah! ada yang aneh nih! Sejak kapan dealer motor narik motor kreditan akibat gagal bayar kredit bulanan.
Setelah tanya dia ngalor ngidul, ternyata sang Satpam sudah membeli sepeda motor dengan cara kredit. Sepeda motor dibeli melalui sebuah dealer sepeda motor kenalannya. Kemudian dia mengajukan kredit sepeda motor melalui Adira.
Ada sesuatu yang aneh saat pemilik dealer melarang melakukan pembayaran kredit dan harus menunggu instruksi pembayaran dari dealer.
Setelah 2 bulan berjalan, si Satpam belum juga melakukan pembayaran kredit ke Adira karena si dealer belum memberikan instruksi bayar.
Di sini keanehan pertama terjadi, karena si dealer sebenarnya telah menerima penuh pembayaran sepeda motor, dan secara otomatis memiliki piutang kredit kepada si Satpam.
Sampai tiba-tiba 2 hari sebelum Lebaran versi pemerintah NKRI si dealer mendatangi rumah si Satpam dan hendak menarik sepeda motor karena gagal membayar kredit.
Si Satpan bersikukuh bahwa dia tidak telat bayar, dan belum menerima instruksi dari dealer. Si Satpampun menolak sepeda motornya dibawa oleh dealer karena masalah cicilan yang telat 2 bulan.
Beberapa kali si dealer mendatangai rumah si Satpam dengan niat yang sama, dan selalu ditolak oleh si Satpam maupun istrinya.
Si dealer sedang melakukan aksi psy-war untuk membuat si Satpam menjadi kesal dan secara tidak sadar si Satpam mulai berpikir dengan tidak logis.
Hari berikutnya, saat si Satpm sedang mendapatkan jadual jaga, si dealer kembali datang untuk mengambil sepeda motor, kali ini dia datang bersama oknum debt-collector.
Karena sebelumnya sudah mendapatkan teror dan kesal, si Satpam akhirnya menyerahkan sepeda motor, kunci dan STNK kepada dealer tersebut. Si Satpam sambil marah-marah bahkan mengatakan bahwa dia akan membatalkan pembelian sepeda motor secara kredit itu.
Dealer dan oknum debt-collector akhirnya membawa motor itu pergi, dan sebelum pergi mengatakan bahwa si Satpam harus ke melunasi cicilan dan mengambil sepeda motornya di showroom dealer.
Saat inilah si penipu berhasil menjerat mangsanya. Sepeda motor dibawa pergi sementara tidak ada tanda terima yang jelas mengenai proses penarikan ini.
Satpam secara tidak sadar telah kehilangan sebuah sepeda motor yang telah dibeli dengan cara menyicil.
Kembali ke Pos Satpam
Saya segera menanyakan apakah sudah melakukan konfirmasi dengan pihak Adira dan melakukan cross check ke showroom dealer.
Si Satpam mulai kebingungan dan benar saja saat melakukan konfirmasi, Adira tidak pernah mengeluarkan perintah penarikan sepeda motor, karena memang belum saatnya. Dan petugas Adira akan dilengkapi dengan surat tugas dan surat perintah penarikan motor.
Berikutnya saat menghubungi dealer, semua nomor handphone sudah tidak dapat dihubungi lagi, dan saat mendatangi showroom ternyata sudah tutup untuk waktu yang lama, bahkan orang sekitar juga tidak tahu kemana perginya.
Si Satpam bertambah lemas, karena akhirnya tahu bahwa dia telah mentah-mentah di tipu. Sepeda Motor Honda Supra Fit sudah melayang, sementara cicilan kredit sebesar Rp. 403.000,- per bulan selama 3 tahun masih menunggu untuk dilunasi.
Segera saya sarankan untuk melaporkan telah kehilangan sepeda motor ke kepolisian dan memberitahu kepada Adira mengenai kejadian kehilangan ini, setidaknya untuk membatalkan cicilan yang masih menjadi tanggung jawabnya.
Kesimpulan dari peristiwa ini.
- Penipu memanfaatkan ketidak tahuan orang mengenai sebuah proses kredit, hak dan kewajibannya.
- Penipu melakukan psy-war agar orang menjadi terbakar secara emosi sehingga tidak dapat memutuskan secara benar.
- Penipu juga melakukan pendekatan secara personal, sehingga seolah-olah menjadi orang yang baik dan jujur serta mau membantu orang lain (dalam hal ini membantu kemudahan mendapatkan kredit sepeda motor).
Sang Satpam dibalik keluguannya masih berharap bahwa dealer yang mengambil motornya adalah semata-mata karena akan dibawa mudik ke kampung halamannya.
itu kan ada asuransi, termasuk pasal perampasan itu namanya
Heran deh, hari ini kok ya tega2nya menganiaya orang susah
semoga penipunya tidak diberikan ketenangan dengan motor curian, kehidupannya tidak dipermudah dan dipersulit, kecuali dia mau tobat š
Tambah lagi modus penipuan… Menggunakan kepintaran bwt membodohi orang lain… Penipu kaya gini harus di….