Hari Minggu 18 November 2007 kemarin bisa jadi sebuah hari yang menurutku cukup memiliki sebuah kesan. Bersama teman-teman railfans yang tergabung dalam Indonesian Railway Preservation Society dan Majalah KA serta mendapat dukungan dari Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah, kita sama-sama melakukan pengecatan ulang monumen lokomotif uap yang dipajang di sana.
C2710 Dahulu melayani rute Jakarta – Rangkasbitung
Pihak Museum mengatakan bahwa lokomotif uap tersebut memang sudah lama tidak dilakukan pengecatan ulang, ada yang mengatakan terakhir dicat ulang adalah di tahun 2000 lalu.
Kurangnya perawatan, mengakibatkan penampilan loko-loko itu menjadi kusam dan mengenaskan karena warna hitam legam dan merah menyala mulai pudar sementara rangkaian besi-besi tua sudah mulai digerogoti oleh karat.
Pada bulan juni lalu, saya bersama rekan railfans memang telah melakukan kegiatan pengecatan boopher (cow-catcher), beberapa orang menyebutnya dengan bemper, agar kembali memiliki warna merah menyala seperti aslinya. Saat itu memang tenaga dan biaya yang dimiliki hanya sanggup mengerjakan bagian itu saja.
Kali ini kegiatan pengecatan ternyata mendapat tanggapan yang luar biasa, bukan hanya dari para railfans, tetapi juga para pengunjung Taman Mini Indonesia Indah yang kebetulan melihat kegiatan ini, dan kemudian turut serta ambil bagian di kegiatan ini.
Banyak anak-anak yang menikmati hari gembira itu dengan memegang kuas dan mulai mengoleskan cat hitam di badan lokomotif-lokomotif tua itu. Panas serta cipratan cat di tangan dan baju, tidak membuat anak-anak yang hadir mengurangi semangatnya untuk mengecat. Terkadang terikan dari orang tua agar mereka tidak mengotori bajunya menyelingi sela-sela kegiatan.
Beberapa orang anak bahkan minta diceritakan tentang lokomotif yang sedang dicatnya saat itu, wajah ceria menambah kegembiraan hari itu
Anak-anak itu menyebut lokomotive uap itu dengan sebutan Thomas. Sebuah karakter di serial televisi yang bercerita tentang sepak terjang para lokomotif uap berjudul Thomas and Friends.
Ada 27 lokomotif uap yang melengkapi koleksi Museum Transportasi, dan semua lokomotif uap di sana menunggu giliran untuk dicat ulang agar kembali tampak gagah seperti sedia kala.
Kondisi lok-lok tersebut memang dalam kondisi mati, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk kembali dihidupkan kembali. Saat ini hanya biaya yang menjadi kendala bagi kami untuk mewujudkan cita-cita itu.
Tidak semua lokomotif uap yang ada berhasil dicat saat itu, Hari Minggu itu hanya sebagai pembuka dari sebuah rangkaian hari bagi kami, railfans, untuk merawat loko-loko uap yang ada, baik itu di Museum Transportasi, Museum Lokomotif Ambarawa sampai dengan lokomotif-lokomotif uap yang diabadikan sebagai monumen di depan stasion-stasion kereta api yang ada di Indonesia.
Bagi kami, Sekaleng cat, sebatang kuas, selembar amplas dan segudang semangat adalah sebuah modal untuk kecintaan kami terhadap perkeretaapian di Indonesia.
Walau raksasa-raksasa tersebut tergolek diam tanpa asap dan suara piston uap yang khas, masih sangat lebih baik daripada harus dipotong menjadi bagian-bagian kecil kemudian dijual sebagai besi tua kiloan.
One thought on “Steam Locomotive, Repainting Activity”