Tipe Client yang tidak diinginkan

Memilih vendor/konsultant adalah sebuah pekerjaan yang biasa. Kriteria vendor biasanya dipilih berdasarkan pengalaman kerja, tarif/harga yang bersaing dan yang terpenting menurut saya adalah faktor “kedekatan”.

Mungkin banyak orang yang tidak pernah berpikir bahwa vendor atau konsultanpun kadang melakukan pemilihan terhadap calon customer/clientnya. Tujuannya utamanya adalah project goal dan kepastian pembayaran.

Berikut ini adalah beberapa kriteria yang biasanya dilakukan oleh mereka.

Customer/Client yang selalu menawar

Sebagai seorang konsultant, saya biasanya membatasi scope of works, walaupun begitu ada pekerjaan yang ringan dan tidak masuk dalam perjanjian yang sukarela saya kerjakan.

Customer / client yang sangat rewel dalam menawar harga, meminta layanan gratis, bonus tambahan dan kadang berusaha untuk membuat kriteria kerja yang tidak jelas (ngaret istilahnya). Biasanya customer/client yang seperi ini juga memiliki permasalahan dalam hal pembayaran.

Biasakan pada awal meeting, sebutkan kriteria kerja dan batasannya. Jangan ragu untuk mengemukakan bahwa anda layak dibayar mahal untuk pekerjaan yang diinginkan. Tawar-menawar adalah hal yang biasa. Tetapi jika sudah keterlaluan, lebih baik ditinggalkan saja. Seorang konsultan/vendor tentu tidak mau digratiskan begitu saja.

Customer/Client yang selalu berubah-ubah

Saya pernah menghadapi Client yang seperti ini. Biasanya pada saat-saat genting, dimana sebuah rencana terancam tidak tercapai, mereka mulai mencari siapa yang benar dan siapa yang salah, tanpa melihat apakah rencana yang dicanangkan diawal kerjasama telah dilakukan dengan baik atau tidak.

Client/Customer seperti ini cenderung akan menyalahkan vendor/konsultan dari akibat yang terjadi. Sebagai Konsultan, tentu saja memiliki rencana tambahan untuk menghindarkan dari kerugian yang disebabkan apapun. Tetapi apabila Client bersangkutan tetap melakukan tekanan untuk membebankan kesalahan, artinya waktu anda untuk menghentikan kerjasama.

Customer/Client yang sangat pintar

Untuk hal-hal tertentu, Client biasanya lebih pintar dan menguasai keadaan. Tapi apabila mereka berlaku terlalu pintar dan saat awal pertemuan mereka sudah menunjukan semua rencana dan exit strategy yang baik dan terstruktur, artinya anda tidak perlu bekerja dengan mereka, karena akan membuat harga jual anda menjadi rendah.

Customer/Client yang tidak sabaran

Sebuah proses pasti membutuhkan waktu. Termasuk dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Beberapa kali saya juga mengalami kejadian dimana Customer/Client ingin segera memulai pekerjaan, walaupun lingkup kerja dan kontrak kerja belum selesai dibuat dan ditandatangani. Alasan mereka biasanya agar waktu pekerjaan tidak terlalu lama.

Bagi saya, lamanya waktu dari sebuah proses bukan didasarkan atas \”buru-buru\” tetapi berdasarkan scope of works yang jelas dan dituangkan dalam sebuah kontrak.

Hati-hati saja menghadapi yang seperti ini, jika mereka minta kita berlari dengan kencang, jangan-jangan malah mereka yang amblas entah kemana.

Kesimpulan

Ilustrasi di atas pernah saya alami dan bukan merupakan cerminan atas kejadian dilapangan secara keseluruhan. Sebuah badan konsultan yang terkenal seantero jagat, bahkan menyebutkan diawal pertemuaan, bahwa harga yang mereka patok sangat tinggi dan jika customer/client tidak mampu membayarnya, mereka akan mundur dan meminta customer/client untuk mencari badan lain yang sesuai budget.

Jadi jangan takut kehilangan customer/client. Selama pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, pasti akan tetap dicari dan digunakan oleh customer/client.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *