Musisi mengapa takut dengan MP3

Membaca berita di detik.com tentang grup band Nidji yang mengatakan bahwa beli MP3 adalah perbuatan dosa, cukup membuat saya terkaget-kaget.

Buat saya, sepertinya Nidji agak anti terhadap kemajuan teknologi

MP3

Sudah bukan rahasia umum, bahwa dengan adanya pemutar MP3 yang super portable dan super mobile telah membuat sebuah pengalaman baru bagi para pecinta musik dalam mendengarkan musik.
Selain itu, MP3 yang berupa file komputer, juga dapat di-copy dengan mudah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan berbagai cara.

Sebuah kemajuan teknologi yang ternyata membuat banyak musisi mulai kebakaran jenggot karena \”penghasilannya\” dari bermain dan mencipta musik mulai tergrogoti.

Ada sumber yang mengatakan bahwa saat ini penjualan kaset dan CD sangat merosot tajam. Oleh karena itu syarat mendapat penghargaan berupa piringan platinum buat musisi mulai diperlonggar

Saya mungkin salah satu dari sekian banyak orang yang pernah mendownload musik dan film melalui jaringan internet. Bagi saya adalah kemudahan yang ditawarkan dari sebuah teknologi untuk menikmati karya-karya yang sangat indah. Dan sayangnya semua itu diperoleh secara GRATIS! kecuali biaya bulanan untuk membayar akses internet.

Kembali ke para musisi.
Kemajuan teknologi adalah sebuah kejadian yang tidak mungkin untuk dibendung, karena teknologi masih banyak menawarkan sisi positif yang membuat hidup manusia menjadi semakin dipermudah.
Begitu juga para musisi, mereka tentu saja tidak boleh tertinggal dengan kemajuan teknologi. Jika dulu merekam suara dengan sistem analog, saat ini semua serba digital, dan dapat dilakukan dari mana saja, tanpa harus hadir ke studio rekaman.

Di satu sisi, kemajuan teknologi ternyata telah memutus rejeki para musisi, setidaknya mengurangi. Karena berbagi file musik saat ini menjadi sebuah hal yang sangat biasa.

Mungkin di masa depan, banyak musisi yang enggan mencipta lagu karena takut dibajak!. Menurutku tidak perlu.
Musik yang bagus seharusnya dapat menjadi media promosi yang handal. Di masa depan, mungkin para musisi akan \”menggratiskan\” lagu-lagunya, mereka mungkin saja menyediakan sebuah server sendiri, sehingga siapa saja dapat mendownload musik-musik karya mereka secara gratis.
Kemudian dimana mereka mendapat penghasilan.
Walau belum terlalu sukses, blog ini sudah mendapat pemasukan dari google adsense. Hal yang sama dapat dilakukan para musisi. Dengan lagu-lagu yang bagus tentu saja dapat menjadi media promosi yang bagus pula.
Google adsense mungkin terlalu sedikit bagi mereka. Cara lain adalah melalui layanan nada tunggu alias RBT. Yang satu ini adalah sebuah layanan yang telah menyelamatkan major label dari keterpurukan akibat pasar kaset dan CD yang semakin terpuruk.

Selin itu semua, para musisi tentu saja memiliki kesempatan yang luas dari konser-konser yang digelarnya.

Semaju-majunya teknologi, tetap saja tidak dapat menggantikan live-performance dari para musisi

Dengan lagu-lagu yang indah, tentu saja dapat menarik banyak orang untuk datang ke konser mereka. Sekali lagi pundi-pundi mereka akan terisi dari setiap konser yang diselenggarakan.

Menurut saya, kenapa harus takut dengan kemajuan teknologi. Kalo memang lagu-lagunya bagus dan enak didengar dan memiliki nilai jual yang tinggi, mengapa tidak digratiskan saja dalam format MP3, hitung-hitung lagu hasil ciptaan adalah sebuah marketing tools yang sangat handal.

Related Posts

10 thoughts on “Musisi mengapa takut dengan MP3

  1. Musisi yg takut itu mungkin berharap banyak pada royalti. Beda klo mereka yg rajin tur keliling kota, gak mikirn banged soal royalti. Mo dibajak ato dibuat mp3, syukur aja, kan jd lbh dikenal. Ya toh..

  2. Jiakakakaaa…. hari gini ngarepin royalti dr penjualan album. wele wele… ngarep amat.. Jangankan yang music mainstream, lha wong yg underground aja banyak yg dibajak kok.. hohohooooo

  3. kembali ke hukum. ripping lagu ke mp3 adalah pembajakan. menyebarluaskan (termasuk menjual kembali) juga pembajakan, coba karya tulis Anda di kopi paste? selebihnya kembali ke Anda. hohoho.

    Hedwig?: Setuju mas, menyebarkan materi copyrighted tanpa ijin apalagi menjualnya memang melanggar hukum.
    Maksud dari tulisan yang saya buat, adalah menggugah para musisi agar tidak lagi tergantung dengan penjualan kaset/CD yang saat ini sudah melorot tajam. Padahal sumber revenue mereka (para musisi) dari kaset/CD tidak sebesar dari penghasilan mereka dari RBT dan tour-konser.

  4. Ya.. ini sebenarnya msalah idealism. Saat kita mau mengkopy lagu MP3 dari artis kesanyangan kita, pernahkah kita berpikir bahwa kita sedang menusuk mereka dari belakang. Katanya ngefans, tapi kok di bajak.. hehehe.. 😀
    Eniwei, eknologi tetaplah berjalan pada jalurnya. Artinya, bagi yang mau copy-mengkopy ya silakan saja. Resiko ditanggung sendiri.
    Seperti kata Hedwig, sekarang giliran para musisi untuk mencari cara lain untuk meningkatkan pendapatan dari album yang mereka ciptakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *