Siapa yang tidak suka tempe yang menurutku adalah makan tradisional asli Indonesia yang masuk jajaran makan terenak sedunia. Sore kemarin, seperti biasa jika ada tempe yang baru selesai digoreng, memang paling enak dimakan begitu saja tanpa nasi. Hari ini mungkin bukan tempe terbaik yang saya makan, tetapi rasa khas yang enak masih sangat terasa, dan sore ini tempe yang saya makan ternyata mengandung sebuah kerikil disela-sela kedelainya.
Tanpa ada warning terlebih dahulu, kerikil kecil yang keras itu tergigit gigi geraham saat mengunyah dan sore yang cerah menjadi sore yang menyakitkan dibalik pipi kananku.
Urusan gigi tentu saja harus dibawa ke dokter gigi, dan singkat cerita dokter mengatakan bahwa gigi geraham kanan bawah saya mengalami kerusakan parah, yaitu retak!.
Diskusi dengan dokter mengatakan bahwa retakan tersebut membuat satu bagian gigi yang terbelah menjadi goyang dan berpotensi menimbulkan rasa sakit tanpa henti. Tidak hanya saat makan, tetapi rasa sakit akan berlangsung terus menerus bahkan saat tidur.
Jalan satu-satunya adalah mencabut gigi yang rusak tersebut. Dan untuk mencegah kehilangan graham secara keseluruhan, dokter gigi menyarankan untuk mencabut sisi gigi yang goyang dan menyisakan graham yang masih kuat untuk dikemudian hari dapat dipasang crown.
Mengingat saya harus menghemat jumlah gigi yang berkurang, akhirnya menurut saja apa yang disampaikan dokter gigi, selain itu perawatan gigi juga masuk didalam plan asuransi kesehatanku.
Sekarang gigiku bekurang setengah lagi di bagian geraham, dan membuat saya untuk semakin konsisten mengurangi makan yang keras dan steak :).