Jumpa Samuel Mulia

Pada suatu siang sambil makan ikan dan wortel rebus, saya mengobrol dengan teman pria yang bekerja di satu biro iklan terkemuka dan seorang perempuan muda berprofesi sebagai penata gaya paruh waktu di sebuah majalah mode perempuan.Adalah sebuah kutipan di Kompas yang gua baca. Bukannya mau sok menjadi penulis, tetapi pekerjaan baru yang gua jalani sekarang membutuhkan skill menulis (dan juga membaca… kata Dono, kalo bisa nulis gak bisa mbaca.. namanya bingung). Khususnya tulisan-tulisan tentang lifestyle (gaya hidup).

Hampir setiap minggu gua baca Kompas Minggu (yang suka telat datangnya), dan gak tahu kenapa gua koq rada-rada suka dengan tulisan tentang gaya hidup.
Bah…koq jadi gini ya… sejak kapan gua suka dengan lifestyle, biasanya gua bisa berjam-jam membaca technical guidance, tapi sekarang mendadak doyan lifestyle.
Sialan neh..
Penasaran gua…siapa nih yang nulis..
Namanya ternyata Samuel Mulia, begitu yang gua lihat di Kompas Minggu.

Siang tadi gua bersama bos gua yang baru, diajak meeting, karena mau ditemukan dengan orang yang jago sebagai Chief Editor.
Gua segera memacu ojeg sewaan gua ke Plasa Senayan, seperti biasa hari Jum\’at, jalanan di Jakarta pasti macet, jadi pake ojeg adalah pilihan bijaksana (menurut gua).
Bos-bos gua ternyata sudah pada sampek di Starbuck, Plasa Senayan.
Gua gak tahu kenapa doyan banget meeting di Starbuck, tapi ya gua nurut aja.

Sang Editor ternyata sudah tiba juga di sana, dan mereka telah memulai sesi meeting terlebih dahulu.
Gua memperkenalkan diri, dan si editor menyebut namanya….. Samuel….
weleh, inikah si Samuel yang itu..
karena jaim gua manggut-manggut aja.

Dua jam kita ngobrol kiri kanan atas bawah tentang dunia mode dan lifestyle (makin kacau aja neh gua). Dan ngobrol dengan Samuel ternyata cukup enak, dia mau berbagi pengalaman sama mau kasih advice-advice tentang menulis artikel mode dan gaya hidup.
sebenernya gua mau iseng nanya ke Samuel, gimana caranya gaya menulis technical guidance sehingga menjadi enak dibaca seperti baca artikel lifetsyle. Tapi daripada berantem, mending gua diem aja… diem adalah lapar.

Samuel pamit duluan karena masih banyak kerjaan. Manusia satu ini ternyata super sibuk harus bergerak dari satu tempat ke tempat lain di Jakarta. Dan lumayan, gua bisa nambah beberapa item ke Product Brief yang sedang gua susun.

Gua juga harus cabut, ngejar busway ke Station Jakarta Kota dan naek Depok Express ke Depok, mudah-mudahan Depex 17:25 telat berangkat dari JAKK.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *